REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Islam, Tiar Anwar Bachtiar
mengatakan, penokohan Kartini sebagai pahlawan tidak terlepas dari peran
Belanda. Padahal Belanda tentu memiliki kepentingan di sana. Di hari
Kartini ini, alangkah baiknya jika kita sedikit mendalami bagaimana
pikiran-pikiran sang pahlawan wanita.
Tiar menjelaskan,
surat-surat Kartini yang diterbitkan dalam buku Habis Gelap Terbitlah
Terang adalah surat-surat yang sudah diseleksi oleh Belanda yang
berkuasa pada saat itu. Bahkan, bukan semua surat dari Kartini.
"Akibatnya surat-surat tersebut seolah menggambarkan Kartini sebagai pendukung kaum feminis," katanya, Selasa, (21/4).
Jadi,
ujar Tiar, surat-surat Kartini yang diterbitkan itu hanyalah
surat-surat yang isinya menguntungkan kelompok feminis yang didukung
pemikiran Belanda. Namun, belakangan ini banyak dilakukan riset ulang
terhadap surat-surat Kartini.
Ternyata ditemukan fakta kalau
Kartini pernah belajar mengaji kepada Kiai Sholeh Darat di Semarang.
Sejak saat itu, pandangan Kartini terhadap Islam mengalami perubahan.
"Menjelang akhir hayatnya, Kartini menyerukan kepada kaum wanita agar mengikuti ajaran Islam kembali," kata Tiar.
Rupanya
Kiai Sholeh Darat membawa Kartini menuju perjalanan spiritual. Kiai
Sholeh Darat mampu merubah pandangan Kartini terhadap Islam.
Selama
hidupnya, Kartini hanya diajarkan membaca Alquran tanpa tahu maknanya.
Sebab, kala itu Belanda melarang Alquran diterjemahkan. Namun, ketika
bertemu Kiai Sholeh Darat, Kartini diajari tafsir Alquran dan itu
membawa perjalanan spiritual Kartini kepada tingkat yang lebih tinggi.
Sumber: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/21/nn55fa-menjelang-akhir-hayat-kartini-menerima-cahaya-islam
No comments:
Post a Comment